IMPLEMENTASI NILAI- NILAI KEILMUAN DALAM PROSES BELAJAR

Saya sekarang sedang menempuh pendidikan S1 pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Selama kurang lebih 2 semester ini menempuh kuliah di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, banyak hal baru yang saya alami dan rasakan. Banyak pengetahunan- pengetahuan baru serta pengalaman- pengalaman baru yang saya dapatkan. Saya merasakan berbagai macam pola kerja, pola belajar, dan pola hidup yang berbeda sekali dengan pola kerja, pola belajar, dan pola hidup saya selama dulu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA. Hal yang paling saya rasakan perbedaaan nya adalah pada proses kerja dan proses belajar saya di SMA dan di Universitas. Saat menempuh pendidikan di SMA , saya mendapatkan dan mempelajari lebih banyak jenis – jenis mata pelajaran.  Sedangkan saat menempuh bangku pendidikan di bangku kuliah, saya mendapatkan lebih sedikit jenis – jenis mata kuliahnya. Dari segi materinya, materi pendidikan di SMA diberikan secara lebih umum, di mana kita hanya mempelajari hal – hal secara garis besarnya saja ( dasar – dasar nya saja). Akan tetapi, dibangku kuliah, materi pedidikannya lebih terperinci dan lebih mendalam. Kita tidak lagi hanya memahami dasar-dasar suatu materi secara umum. Tetapi mempelajarinya secara mendalam agar kita mengetahui apa asalnya dan bagaimana cara kita mengembangkannya.

Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar, maka akan dijelaskan melalui penjelasan di bawah ini:

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman.

Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata “pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya

Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

 

Pengertian Proses Pembelajaran 

 

Proses dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.

 

Dalam psikologi, proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988).

 

Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

 

Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri darisiswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku- buku, papan tulis dan lain- lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.

 

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.

 

 

Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang dosen untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik dosen harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa, demi mencapai tujuan pembelajaran.

Kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak- tidaknya sebagian besar tujuh puluh lima persen peserta didik terlibat secara aktif, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar tujuh puluh lima persen (Mulyasa, dalam Siswidyawati 2009: 24).

Seorang dosen melakukan pengukuran hasil menggunakan alat pengukur yang disebut tes, sedangkan dalam penilaian proses ia menggunakan alat pengukur yang disebut alat pengukur non tes, seperti observasi, wawancara kuesioner, skala nilai, daftar cek, catatan anekdote, dan sebagainya (Masidjo, dalam Siswidyawati 2009: 52).

 

Fase – Fase dalam Proses Belajar

 

Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :

Fase informasi (tahap penerimaan materi)

Fase transformasi (tahap pengubahan materi)

Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :

Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)

Storage (tahap penyimpanan informasi)

Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

 

Pada dasarnya, proses belajar didasarkan atau terjadi melalui hal – hal berikut ini:

Mendengarkan

Mendengar adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sekolah maupun universitas pasti ada aktivitas mendengarkan. Contoh implementasi nyatanya adalah: Ketika seorang dosen menggunakan metode ceramah atau bercerita, maka setiap mahasiswa di haruskan mendengarkan apa yang dosen sampaikan agar memahami dan mengerti tentang materi pembelajaran yang diberikan.

 

  1. Memandang

Memandang yang di magsud di sini adalah melihat atau mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Implementasi nyatanya adalah saat di kelas, seorang mahasiswa memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja di tulis oleh Bapak/ Ibu dosen, mahasiswa terus memandang kemudian mulai membaca tulisan itu dengan seksama sehingga kemudian menimbulkan kesan tertentu dan ingatan tersendiri yang tersimpan baik di dalam otak mahasiswa tersebut.

  1. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap

Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap adalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar, artinya aktivitas meraba, membau, dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.  Contoh implementasi nyatanya adalah ketika seorang mahasiswa fakultas teknik(Jurusan Arsitektur) mempelajari, memahami, dan menghapalkan material- material bangunan. Untuk mengetahui sifat dan karakterisiktik dari material tersebut, kita perlu meraba dan membau materi tersebut. Hal trsebut perlu kita lakukan agar kita memahami apa perbedaan sifat dan karakterisiktik dari setiap material bahan, dan sehingga pada akhirnya kita dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pengunaan material suatu bahan.

  1. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat adalah salah satu hal yang paling penting dalam proses pembelajaran. Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi yang kita dapatkan. Dengan adanya catatan kita dapat mengingat hal-hal yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan. Dengan mencatat, informasi yang kita dapatkan tidak akan terlupakan, ketika kita melupakan sesuatu, kita masih memiliki catatan tentang hal tesebut. Dan dengan catatan itulah kita bisa mengingatnya kembali dengan baik.

  1. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di lakukan selama belajar di perguruan tinggi. Hal ini bisa dibenarkan karena sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk lebih mandiri dari pada siswa atau pelajar. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah satu jalan untuk mendapatkan pintu ilmu pengetahuan selain melalui ilmu yang diberikan dengan dosen. Dengan membaca kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak terbatas. Apalagi dijaman sekarang yang serba mudah, kita dapat mendapatkan banyak bahan bacaan dan ilmu pengetahuan dengan lebih mudah. Akan tetapi, dengan perkembangan jaman saat ini, kita juga dituntut untuk lebih selektif dalam memilah- milah informasi dan ilmu pengetahuan yang kita peroleh dar membaca. Dan sebagai mahasiswa berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Dengan membaca, kita akan menjauhkan diri dari kebodohan dan menjadikan generasi muda sebagai generasi yang pintar, berintegritas, dan berwawasan luas.

  1. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi

Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi adalah salah satu proses belajar yang bisa kita lakukan sambil membaca. Implementasi nyatanya adalah ketika seorang mahasiswa membaca sebuah buku yang sangat tebal. Tentu Ia akan merasa sangat lelah dan tentu tidak bisa mengingat semua informasi yang dibacanya secara langsung. Dengan menggaris bawahi, kita dapat mengulang lagi apa yang telah kita baca secara lebih cepat, sehingga pada akhirnya kita dapat memahami inti informasi yang kita baca dengan lebih baik.

 

  1. Mengamati hasil karya orang lain

Mengamati hasil karya orang lain adalah salah satu proses belajar yang sangat penting bagi seorang arsitek. Metode pembelajaran yang paling cepat untuk seorang arsitek adalah dengan mengamati. Dengan mengamati hasil karya orang lain, bukan berarti kita kemudian meniru hasil karya orang lain. Tetapi dengan mengamati hasil karya orang lain kita dapat mengasah ide, kreatifitas, dan imajinasi kita sehingga kita bisa mengembangkan desain kita secara lebih baik lagi.

 

  1. Mengingat

Mengingat adalah salah satu proses belajar yang tidak kalah penting. Dengan mengingat, kita dapat mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat. Dan implementasi nyatanya dalam Arsitektur adalah dengan mengingat, kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Bahkan kita akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut di kemudian hari.

 

  1. Berfikir

Berfikir adalah salah satu proses belajar yang paling utama. Tanpa berfikir dan bersikap fokus pada apa yang kita pelajari, tentu kita tidak akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.

 

  1. Latihan atau praktek

Latihan atau praktek adalah hal yang paling penting dan paling utama bagi seorang calon arsitek maupun seorang arsitek. Arsitek dituntut untuk selalu kreatif. Dan kreativitas itu bisa muncul ketika kita bekerja, mempraktekan(menggambarkan) ide dan gagasan apa yang ada dalam otak dan pikiran kita. Selain itu, implementasi nyata sebagai calon arsitektur adalah ketika kamu belum bisa menggambar dengan baik, maka yang harus kamu lakukan adalah terus berlatih menggambar tanpa henti. Tidak boleh justru malas, menghindari, atau berhenti menggambar. Karena dengan berlatih, sedikit demi sedikit kemampuan menggambar kita akan semakin meningkat. Begitu juga dengan mendesain, ketika kita sebagai seorang arsitek merasa tidak memiliki ide, hal yang harus kita lakukan adalah terus menggambar dan terus mendesain, dengan terus melakukan hal- hal tersebut. Lama kelamaan kita akan menemukan ide- ide baru yang kemudian bisa kita kombinasikan dan kembangkan lagi. Hal yang tidak boleh kita lakukan sebagai seorang arsitek adalah berhenti berlatih dan berpraktek menggambar. Karena menggambar adalah hal yang utama bagi kita sbagai arsitek. Menggambar sama halnya seperti kemapuan olahraga dan menyanyi. Jika kita tidak terus berlatih, maka lama kelamaan kualitas gambar kita tidak akan berkembang bahkan bisa saja menurun.

 

Proses belajar sangatlah penting bagi siapa saja, khususnya bagi kita seorang mahasiswa (orang yang dianggap memiliki kualitas pendidikan yang tinggi). Karena belajar akan membuat kita berpikir. Itulah mengapa membiarkan pikiran kosong itu tidak baik dan malah cenderung membahayakan. Seperti proses perkuliahan saya saat ini, saya tentu sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Pertama saya belum begitu bisa menggambar, belum bisa membuat maket, belum memahami struktur dan konstruksi bangunan, tetapi lama-kelamaan, seiring dengan proses belajar yang saya lakukan, ada beberapakemampuan baru yang bermunculan. Misalnya kini saya sudah mulai memahami cara menggambar, sudah bisa membuat maket, sedikit memahami struktur dan konstruksu bangunan serta berbagai hal lainnya. Tentunya semua itu tidak muncul begitu saja, semua itu dikarenakan adanya sebuah proses belajar. Proses dimana kita bisa memempelajari sesuatu hal yang baru, memahaminya, mencoba hal tersebut, sesekali mengalami kegagalan, kemudian belajar lagi, dan melakukan perbaikan, begitu seterusnya. Maka bagi kita seorang mahasiswa, terus-meneruslah melakukan proses belajar. Jangan pernah puas akan ilmu pengetahuan yang sudah kamu miliki. Teruslah belajar dan mempelajari hal- hal yang baru, apapun itu baik itu hal besar maupun hal kecil. Dan yang terpenting jangan menyepelekan kemampuan kita.  Jangan pernah membandingkan sesuatu yang ada di diri kita dengan orang lain jika itu ternyata membuat dampak yang negatif terhadap motivasi diri kita. Jangan pernah untuk takut gagal! Dan teruslah berusaha dan mencoba karena yakinlah bahwa semua yang akan kita lakukan tidak akan sia-sia.

 

Sumber:

Pengertian Proses Belajar

http://newjoesafirablog.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-contoh-dan-macam-proses.html

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.